Minggu, 19 Mei 2024

INFORMASI :

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Quisque semper tellus id quam sollicitudin, non congue enim bibendum.

LEGENDA DAN SEJARAH DESA SINGOYUDAN

LEGENDA DAN SEJARAH DESA SINGOYUDAN

LEGENDA DAN SEJARAH DESA SINGOYUDAN

LEGENDA DAN SEJARAH DESA SINGOYUDAN

 

    a. LEGENDA DESA SINGOYUDAN

 

    Jauh sebelum Indonesia Merdeka yaitu pada jaman colonial Belanda Desa Singoyudan terdiri dari dua Desa, yaitu Desa Kademangan Singoyudo dan Desa Kademangan Wawar. Desa Kademangan Singoyudo dipimpin oleh Lurah Wiryo Prapto dan Desa Kademangan Wawar dipimpin oleh Lurah Ahmad Dasih. Pada jamn itu sebagian penduduknya mayoritas petani dan penderes (penyadap nira kelapa sebagai bahan pokok pembuat gula jawa / gula merah). Seiring berjalanya waktu kedua Desa tersebut ahirnya menjadi satu (diblengket) pada tahun 1921 dan diberi nama Desa Singoyudan. Sedangkan Lurah pertama Desa Singoyudan adalah Lurah Sosro Rejo yang menjabat sejak tahun 1921 sampai tahun 1935. Pada saat itu cara pemilihan kepala Desa masih menggunakian cara dodokan. Cara dodokan adalah seluruh calon duduk dikursi pencalonan dan para rakyat yang memilih disuruh berjongkok dihadapan kepala Desa yang dipilih. Jika nanti calon kepala Desa yang banyak pengikut / pemilih yang berjongkok di belakangnya maka itulah kepala Desa yang terpilih, tapi cara ini sangat rawan kerusuhan karena pemilih secara blak-blakan memilih calon yang disenangi sehingga penduduk ataupun pemilih yang lain dapat melihat dengan mata kepala mana pendukung yang jadi dan mana pendukung yang tidak jadi dan ahirnya setelah pemilihan kepala Desa banyak anggota masyarakat yang saling bercemooh dan saling membenci bahkan sampai aksi brutal membakar rumah dan pencurian. Setelah tahun 1935 ahirnya Lurah Sosro Rejo purna dan digantikan oleh Parto Dimejo selama 1 (satu) Tahun, waktu itu juga masih memakai sistem dodokan sehingga masyarakat kisruh dan menimbulkan aksi brutal antar penduduk saling bermusuhan ahirnya masyarakatpun bersepakat mengadakan pemilihan lagi tapi dengan sistim gitingan (giting= lidi) yaitu para pemilih harus memasukan lidi kedalam bumbung / wadah yang disediakan oleh panitia dan lidi tersebut sudah dikasih tanda warna yang berbeda jadi warna yang menempel pada lidi tersebut itulah simbol dari para calon jadi bagi siapa yang lidinya paling banyak dimasukan ke dalam bumbung / wadah yang disediakan oleh panitia itulah calon yang terpilih, pada saat itu calon yang terpilh adalah Mangku Diharjo yang menjabat tahun 1937 sampai tahun 1989 setelah itu pembaruan kepala Desa yang menganut masa periode, yaitu periode 8 (delapan) tahun dan sistim pemilihanya dengan cara pencoblosan lalu dalam pemilihan pencoblosan ini kepala Desa yang terpilih adalah Suyatno yang menjabat mulai tahun 1989 sampai 1997. Setelah itu diadakan pemilihan kembali dan yang terpilih adalah Sarjo yang menjabat mulai tahun 1997 sampai tahun 2007. Setelah itu juga diadakan pemilihan kembali akan tetapi masa periode yang mulanya 8 (delapan) tahun diganti menjadi 6 (enam) tahun, Pemilihan Kepala Desa tahun 2007 yang terpilih adalah Santoso masa jabatanya 2007 sampai tahun 2013 lalu diadakan pemilihan kembali pada tahun 2013 dan yang terpilih adalah Santoso untuk masa jabatan tahun 2013 sampai tahun 2019 setelah Tahun 2019 diadakan pemilihan kembali untuk periode 2019-2025 pada tanggal 25 bulan Juni 2019 dan yang terpilih adalah SITUR untuk masa jabatan Tahun 2019 sampai Tahun 2025.

 

 

 

 

 

 

 

 b.   SEJARAH  DESA SINGOYUDAN

 

TAHUN

 

KEJADIAN

 

PERISTIWA BAIK

 

PERISTIWA BURUK

1962

 

Banyak orang kena Honger Odim sampai-sampai pasien memenuhi Rumah Sakit

1965

 

Pemeberontakan G 30 September penduduk Singoyudan banyak yang terlibat mnjadi tersangka pemebrontakan

1970

Terbangunya gedung SD Desa Singoyudan

 

1973

Desa mendapat bantuan beras Bulgur

Terjadi Peceklik dan banyak warga yang  kelaparan

1974

 

Terjadi wabah cacar kering banyak anak-anak yang meninggal karena terkena wabah cacar kering

1975

 

 

 

 

 

 

 

Desa mendapat bantuan sapid an kuda 4 ekor

 

 

1977

  Terbangunya Balai Desa Singoyudan secara swadaya

 

1983-1984

 

Terjadi gerhana matahari total dan terjadi penculikan misterius

1993

 

      Terjadinya banjir bandang akibat meluapnya sungai pucang karena tidak ada tanggul sungai

1994-1995

      Terbangunya tanggul sungai pucang dan Jembatan penguhubung antar Desa

 

1996

Desa mendapatkan bantuan IDT (Impres Desa Teringgal)

 

1999

 

Desa mendapat Raskin

 

2001

      Desa mendapat bantuan kerbau 3 ekor

 

2007

Desa mendapat bantuan     sapi 5 ekor

 

2018

 

Terjadi hama Tikus yang menghabiskan seluruh tanaman padi masyarakat Singoyudan sehingga membuat para petani resah dan ahirnya gagal panen.

 

 

2018

Desa mempunyai Kegiatan pembangunan Pompa air listrik untuk pengairan pertanian,sehingga mengurangi 60% biaya dan tenaga untuk pengelolaan pertanian,

 

 

 


Download Dokumen Terlampir :

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Berita Terkait

Statistik Pengunjung

Polling 1

Polling 2